Saturday, 20 October 2012


JOKOWI,MEMBUKA SUASANA BARU (ISI LENGKAPNYA BUKA HALAMAN QOMARUDDIN CH KH SYAI'I).
GUBERNUR KDKI JAKARTA, JOKOWI, disambut meriah  oleh pendukungnya, yang menyaksikan langsung maupun melalui media elektronik.  Penyambutan itu sebuah kewajaran, bagi para pendukungnya. Kini, menjadi gerak langkah, setelah menjadi orang nomor satu di Pemda DKI Jakarta, sang Gubernur, memahami, bahwa jabatan yang disandangnya, bukan tujuan. Tapi lapangan perjuangan, yang merupakan tugas dan amanat rakyat Jakarta yang memilihnya. Ini amanah. Ya amanah. Paling tidak merealisasikan janjinya, terutama kesehatan gratis, sekolah gratis, mengatasi kemacetan lalu lintas dan semuanya itu alternatif mengaktualisasikan pelayanan publik. Semua itu nilai dan fungsi hidup yang dieemban. Bukan saja sebagai Gubernur KDKI Jakarta semata, tetapi sebagai Khalifah Allah di muka bumi, sebagaimana esensi Islam menekankannya.
Wajar saja, manakala Jokowi dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan Jakarta, tidak terjadi penyimpangan yang menimbulkan petentangan, permusuhan,persainngan,rebutan pengaruh dan kedudukan para pembantunya yang notabene pejabat DKI Jakarta (PNS Daerah) dan kasak kusuk calo jabatan.
Upaya pemantapan kebijaksanaan, sang Gubeernur KDKI jakarta, membuka suasana baru, terutama sekali jabatan Walikota dan Bupati. Penyegaran ini dengan mengangkat Walikota yang merupakan kekuatan pelaksanaan kebijaksanaan Gubernur di masing-masing wilayah, karena ada Walikota yang sudah pensiun. Kekosongan ini penting disisi secepatnya. Alternatif ini makna konstruktif bagi suksesnya program Jakarta Baru. Kepala Dinas sebagai oragnsiasi pendukung kebijaksanaan Gubernur, ada penyegaran, sehingga dinamika pembangunan berjalan dengan baik.
Sebagai masukan, PNS yang tepat menduduki jabatan strategis, bukan sekedar orang pandai saja. Tapi harus punyai nilai lebih. Maksudnya, PNS Daerah yang dipercayalkan jabatan strategis, benar benar manusia Indonesia yang memiliki pola pikir,pola sikap dan pola tindak yang meliputi kelurusan,loyal, bersih jiwa dan tidak ABS (asal bapak senang).
Pejabat yang bisa diberikan amanah memegang jabatan strategis di lingkungan  Pemda DKI Jakarta, disamping pengalaman kerja, dapat dinilai dari sisi lainnya, yaitu orang yang bersih hatinya dari ambisi ambisi untuk mendapatkan pengaruh, kedudukan, kemegahan dan kekuasaan. Ia korbankan segala yang dimilikinya, bahkan dirinya sekalipun bagi perjuangan untuk mencapai tujuan, meraih jabatan strategis tersebut. Selain itu, biasanya orang yang tidak didukung semangat moral, mengejar jabatan strategis, manakala jabatan diraihnya, loyal ketika berada didepan Gubernur, jauh dari Gubernur, jabatannya diaplikasikan untuk mencari kekayaan, kesenangan hidup dan kemewahaan harta benda. Niasanya di Dinas teknis yang basah, yang proyeknya banyak. Disini lobang untuk korupsi terbuka lebar. Orang seperti ini, adalah pejabat pengecut dalam perjuangan mensejahterakan rakyat. Bahkan lebih dari itu, amat takut kehilangan kedudukan dan jabatannya. Apabila orang seperti ini dipercayakan memegang jabatan strategis di lingkungan Pemda DKI Jakarta, ,apabila menjadi pimpinan Walikota, Bupati, Kepala Dinas, dan jabatan stragis l;ainnya, akan menimbulkan kemunduran dalam merealisasikan Jakarta Baru
Semoga masukan ini menjadi bahan pertimbangan Gubernur KDKI Jakarta, Jokowi. Sehingga Jokowi teliti untuk menentukan para pimpinan strategis DKI Jakarta yang menjadi pembantunya dalam pembangunan kota Jakarta.
Selamat buat Gubernur KDKI Jakarta, Jokowi dan Ahok, Wakil Gubernur KDKI Jakarta.

No comments:

Post a Comment

Followers

Powered By Blogger